Balada Angan Perjaka
Berkelap-kelip pelita putih di bilik ini
jauh di tengah laut, di pulau batu tempatku
pemberi isyarat patah khan kaki
hingga lama kita tak bertegur sapa.
Percakapan sunyi yang jenuhkan waktu
kini membelenggu ruh dan jasadku
membumbung lidahku nan kian pilu
tuk berjihad, memandang cantik matahari.
Aku berlayar dalam penantianmu
dalam dingin, panas, juga dalam luka dan rasa
hingga hari yang berkeluh sunyi
tidak berharap tanpa berhajat
tidak berpikir tidak bercinta.
Pupus malam rapatkan kenangan
dalam buah kerinduan akan percintaan
Kini berpaling, mencakar lamunan kelam
akan bayang ilusi perpisahan
menakut hati menggoyang batin.
Kini radjasku membumbung.....
hingga mega kusapa-sapa, dan
margastwa aku tanya-tanya
Bagaimana kiranya hati Adinda?
(fr. Geatzex'91)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar